Ketika pemerintah di akhir 1970-an mengalakan pembangunan perkebunan sawit lewat skema PerkebunanBesar Swasta Nasional ( PBSN ), dengan bantuan pendanaan yang disokong Bank Dunia sebesar US$ 655 juta, saat itu pula menjadi momentum penting pesatnya pertumbuhan perkebunan sawit nasional. Produksi CPO nasional pun mencapai rata-rata 230 ton per tahun. Dengan demikian banyaknya perkebunan kelapa sawit, dirasa perlu membuat suatu wadah bagi pelaku usaha perkebunan sawit. Maka berdirilah organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia, tepatnya pada tanggal 27 Februari 1981.
Menurut Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian ( 204-209 ), Ahmad Manggabarani, kelahiran GAPKI murni atas inisiatif para pelaku usaha perkebunan sawit. Dalam perjalanannya, GAKPI menjelma menjadi kendaraan strategis bagi pelaku perkebunan dalam mendorong pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sementara, tokoh senior perkelapasawitan Indonesia, Derom Bangun : Memoar ” Duta Besar ” Sawit Indonesia, mencatat, kantor pusat GAPKI awalnya di Medan, Sumatera Utara. Penempatan kantor pusat di Medan memang melawan kebiasaan yang selalu menempatkan kantor pusat di Jakarta.
Kantor pusat GAPKI resmi dipindahkan dari medan ke Jakarta, pada tahun 2007 silam !
SALAM AMDG… !!!