Diakui mekanisasi di perkebunan kelapa sawit menjadi keniscayaan, dan tak bisa diabaikan begitu saja. Walaupun saat ini di Indonesia masih tersedia tenaga kerja namun kesulitan mencari tenaga kerja mulai dirasakan bagi sebagian perkebunan sawit di Indonesia.
Tutur Chief Oprational Officer PT Samporna Agro Tbk, Parluhutan Sitohang, pilihan menerapkan mekanisasi di perkebunan kelapa sawit lantaran mulai banyak orang saat ini yang memilih pekerjaan yang tidak berada dilokasi pelosok.
” Sebab itu mekanisasi bisa saja dilakukan dengan pola kombinasi dan itu sangat dimungkinkan, misalny kombinasi antara manual dengan mekanisasi atau sebaliknya, ” katanya di sela-sela Seminar Nasional Planteres Indonesia ke 2, di Bandung.
Kata Parluhutan, ini dilakukan lantaran tergantung kepada kondisi perusahaan tersebut, bisa saja dengan alasan finansial atau alasan topografi lahannya dimungkinkan untuk mekanisasi atau tidak, misalnya apakah lahan perkebunan kelapa sawitnya bertipe basah atau kering.
” Ini perlu menjadi pertimbangan saat akan melakukan mekanisasi supaya hasilnya bisa maksimal, ” katanya.
Pertimbangan lainnya, perkebunan kelapa sawit memiliki periode masa produksi tinggi atau peak season, termasuk periode dimana terdapat situasi jumlah kerja rendah karena banyak hari libur, semisal bulan ramadhan dan lebaran Idul fitri.
Pada masa kondisi jumlah pekerja lebih rendah dari biasanya, mekanisasi bisa dilakukan untuk memnuhi hasil produksi.
SALAM AMDG …!!!