Petani di Banyuwangi disarankan beralih menggunakan pupuk organik oleh Dinas Pertanian dan Pangan ( ( DISPERTAPA ) Banyuwangi, DISPERTAPA menyarankan para petani untuk beralih ke pupuk organik dan tidak lagi bergantung pada pupuk kimia. Pelaksana tugas kepala Dispertapa Banyuwangi M. Khoiri, menyebutkan saat ini pihaknya tengah menggarap target penggunaan pupuk organik di Banyuwangi. Oleh sebab itu M Khoiri meminta para petani secara perlahan harus mulai beralih ke pupuk organik.
“Kandungan pupuk organik di yakini dapat memperbaiki kesuburan tanah terutama unsur hara yang dibutuhkan tanaman ” ujar PLt kepala Dispertapa Banyuwangi,Kamis ( 19/1/2023 ) Bahkan, pupuk organik memiliki manfaat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kimia. Karena selain dapat mempengaruhi produksi tanaman, pupuk organik harganya juga terjangkau dibandingkan pupuk kimia atau pupuk anorganik.
“Tahun ini sudah ada sekitar sekitar 100 hektar lahan pertanian yang menggunakan pupuk organik,” ujarnya.
Dia mencontohkan kelompok tani yang ada di kecamatan Sempu yang sudah merasakan manfaat menggunakan pupuk organik. Hampir setiap minggu, kata Khoiri, petani buah di Sempu mampu melayani ekspor buah naga keluar negri.
“Arah kami kedepan, tidak hanya petani buah naga saja yang memakai pupuk organik, kami harap semua petani menggunakannya, ” beber M Koiri.
Pemerintah Banyuwangi kini sedang berupaya membiasakan para petani menggunakan pupuk organik baik dalam bentuk cair maupn dalam bantuk padat.
“Penggunaan pupuk organik kita garap secara berjenjang, untuk merubah perilaku petani yang biasanya menggunakan pupuk kimia ” pungkas beliau.
JATAH PUPUK BERSUBSIDI BERKURANG
jatah alokasi pupuk bersubsidi di kabupatan Banyuwangi mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2022 lalu.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan ( DISPERTAPA ) Banyuwangi, alokasi pupuk subsidi urea pada tahun 2023 sebanyak 46.508ton, angka ini berkurang 8,449 ton dibandingkan tahun 2022 sebesar 54,955 ton.
Tak hanya itu, pupuk subsidi berjenis Nitrogen,Phospat, dan Kalium (NPK) mengalami pengurangan sebesar 10,943 ton dari awalnya pada tahun lalu mendapatkan jatah 40, 876 ton menjadi 29, 933 ton pada tahun ini. Khoiri mengatakan, berkurangnya, pupuk subsidi ini di sebabkan pasca berlakunya Peraturan Menteri Pertanian (PERMENTAN) nomor 10 Tahun 2022 tentang cara penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi pupuk ber subsidi sektor pertanian. ” Yang jelas berkurang. Karena ini di peruntukan untu k e 9 komoditas, sedangkan kemaren 70 komoditas, sehingga jumlahnya diatas ini, ” katanya Kamis ( 12/1/2023 )
Perlu di ketahui , 9 komuditas yang mendapatkan pupuk subsidi sesuai dengan Permentan no. 10 tahun 2023 diantaranya adalah :
Padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, tebu rakyat, kopi dan kakao.
Semoga semangkin banyak petani di Banyuwangi yang beralih menggunakan pupuk organik !
SEMOGA…!!!
SALAM AMDG …!!!