Petani cabai di klaten dipusingkan Serangan Lalat Buah

1 min read

Petani cabai di kabupaten klaten dipusingkan dengan serangan lalat buah

Berbagai cara digunakan petani untuk menangkal hama agar bis tetap panen di tengah tingginya harga cabai.

” Ini kita gunakan jebakan obat tapi mirip madu. Padahal ini lem sehingga lalat buah mati, ” ungkap Sulami ( 60 ), warga Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko kepada detik Jateng

Diceritakan Sulami, serangan lalat buah tidak kalah buruk dengan jamur patek. Cabai setelah setelah digigit lalat buahnya bisa menghitam lalu busuk.

Kalau digigit nanti muncul titik hitam, setelah itu busuk dan rontok. Akibatnya sama dengan patek, bedanya patek itu jamur antraknosa tapi lalat itu binatang, ” sambung Sulasmi. Selain mengunakan lem racun, ungkap Sulasmi, masih digunakan kapur barus yang dibungkus plastik da ditali didekat pohon. Diharapkan bau kapu barus membuat lalat buah menjauh’

” Kalau bau. lalat buah kan menjauh. Selain itu masih saya semprot dengan isektisida beberapa hari sekali, ya cabai itu kan seperti manusia, biar tidak sakit dengan berbagai cara, ” papar Sulami.

Bagi petani cabai, sebut sulami, selama harga masih di atas 10.000 perkilogram tidak terlalu khawatir. Saat ini harga cabai sedang bagus karena banyak cabai yang busuk.

” Pokok nya kalau di atas Rp 10.000 masi ada harapan tapi kalau di bawah itu pasti rugi. Ini karena cuaca hujan terus banyak cabai busuk sehingga harga masih bagus tapi harus sabar merawat, ini dari petani masih Rp 45.000-50.000 perkilo, ” imbuh Sulami,

. Siyo, petani lain mengatakan tidak banyak tanaman cabai karena cuaca tidak menentu. Risiko jika terus hujan adalah serangan patek.

” Yang ini paling berat ya patek, tanaman cabai itu kan untung- untungan. Tapi kalau hujan terus saya pilih tidak tanam banya- banyak, ” ungkap Siyo kepada Detik Jateng di sawahnya.Poniyem, pemilik warung makan warga Mojayan, Klaten , mengatakan harga cabai masih tinggi. Satu kilogram antara 70.000-80.000.” ugkap Poniyem kepada detik Jateng.

SALAM AMDG… !!!