Merujuk rangkaian hari Btik Nasional tahun 2022 silam, dan sebagai peringatan akan Hari Batik Nasinal sebagai wrisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO di tahun 2009. Kala itu, Roundtable on Sustainabel Palm Oil (RSPO ) dan pengembangan Kampung Batik Laweyan ( FPBKL ) bersama-sama menandatangani Nota kesepahaman ( MOU ) sebagai tanda kolaborasi dalam memajukan dan mempromosikan produk batik yang bakal menggunakan bahan baku sawit berkelanjutan di Indonesia.
Dalam kesepakatan itu, FPKBL dan RSPO akan saling mendukung dan berkolaborasi akan adanya perubahan sistemik dalam proses produksinya. ” Bertujuan untuk menciptakan industri batik berkelanjutan, yang mwmperhatikan aspek kelestaarian lingkungan”, unkap ketum FPKBL. Kodisi terkini, kemandirian masyakat Laweyan yang tahan krisis, terus mengembangkan daerahnya menjadi tujuan wisata berkelanjutan. Kini, tahun 2023, inisiasi penggunaan malam batik berbahan baku sawit berkelanjutan akan dilanjutkan, sebagai upaya bersama menyediakan produk batik sawit berkelanjutan bagi dunia. ‘ Kolaborasi antar pemangku kepentingan, menjadi kunci keberhasilan akan pengembangan produk hilir sawit berkelanjutan”, kata Windarwan menjelaskan. keberhasilan malam batik berkelanjutan menjadi bagian dari gerakan sadar masyarakat luas akan pentingnya mengonsumsi minyak sawit berkelanjutan.
SALAM AMDG…!!!